aku,
bancuh pekat-pekat,
hitam likat,
sampai mata tak tembus dasar cawan,
biar tajam pandang dasar buku ratus-ratus muka surat,
bisa baca faham ribu juta patah kata,
bukan baca-baca tapi hilang,
macam mimpi,
kopi yang
kopi yang
hitam,
pekat,
likat,
likat,
wajib pahit itu,
jadi pelik,
jadi pelik,
bila rasanya,
kosong dibalik warna pekat hitam.
ini lebih dari kopi dan sepotong mimpi,
.kiki.
061010@11.38 malam