Thursday, 7 October 2010

Secawan kopi, kita kalah

secawan kopi
aku,
bancuh pekat-pekat,
hitam likat,
sampai mata tak tembus dasar cawan,
biar tajam pandang dasar buku ratus-ratus muka surat,
bisa baca faham ribu juta patah kata,
bukan baca-baca tapi hilang,
macam mimpi,
kopi aku bancuh
hitam,
pekat dan likat,
wajib pahit,
pelik,
bila rasanya,
kosong dibalik warna pekat hitam.






ada ketika yang mimpi selalu menang,

.kiki.
061010@11.38 malam

No comments :